Menurutpengurus pusat (palang merah indonesia) pmi bidang kesehatan, bantuan sosial, donor darah dan rumah sakit pmi, farid, seperti dilansir dari lama ini. Pmi tidak memihak golongan politik, ras,. Ini prosedur mendapatkan darah dari pmi. Harga sekantong darah di pmi adalah sekitar 360 ribu rupiah.
Saat ini kita masih impor kantong darah pada kondisi tertentu misalnya saat terjadi suatu tes negara eksportir seperti bencana maka dapat berimbas terhadap risiko ketersediaan darah untuk kebutuhan medis di tanah air," ujar Rieke kepada awak media saat kunjungan ke PMI Kabupaten Bekasi, Jawa barat, Senin (1/8). Akibatnya kantong darah yang
Nah, di Kota Jayapura setiap bulan kita butuh rata-rata 1.600 kantong darah. Tetapi yang kita bisa penuhi lewat donor sukarela seperti ini rata-rata 800 kantong darah," kata Rusan Saru, Rabu (8/6/2022). Kendati demikian, Rustan Saru menyebut, kebutuhan 1.600 kantong darah itu selalu terpenuhi setiap bulannya.
Dalamtabel yang dirilis, disebutkan ada beberapa komponen yang menentukan harga darah di PMI Kota Tangerang. Di antaranya adalah biaya gedung, tenaga, penggantian alat, donor, dan beberapa lainnya. Salah satu yang menjadi sorotan ialah komponen biaya donor sebesar Rp. 146.414.
PemerintahDiminta Bangun Industri Kantong Darah 03/08/2022 Indra Negara KANTONG DARAH: Tenaga medis memeriksa kantong darah plasma, di Kantor PMI Kabupaten Bekasi, Cibitung, belum lama ini.
Berikutakan admin jabarkan total Biaya Pengganti Pengolahan Darah (BPPD) : Darah (Gratis) Biaya Pemeriksaan Laboratorium. Reagensia Pemeriksaan HIV : Rp. 23.400,-Reagensia Rhesus dan Hb : Rp. 10.000,-Reagensia Hepatitis B / HbsAg : Rp. 16.800,-Reagensia Hepatitis C / HCV : Rp. 47.890,-Reagensia Shypilis / VDRL : Rp. 26.510,-Kantong Darah : Rp. 39.800,-Bahan Antiseptik : Rp. 7.500,-
FNsO23. MAKASSAR - Kawan Lama Group menggelar kegiatan donor darah di Panakkukang Square, Makassar, Sabtu 10/6/2023. Kegiatan ini dilaksanakan di toko ACE dan Informa, dua merek dalam pilar Consumer Retail Kawan Lama Group. Aksi sosial ini bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Sulsel dan Palang Merah Indonesia PMI. Kegiatan ini digelar secara serentak di 30 kota yang tersebar di 20 provinsi di Indonesia dalam rangka memperingati Hari Donor Darah Sedunia. Area Manager ACE Hardware Sulawesi-Maluku, Syahril, mengatakan kegiatan ini rutin digelar. “Kegiatan donor darah ini rutin digelar dalam tiga bulan sekali dalam rangka membantu sesama,” katanya. Kegiatan ini diikuti oleh karyawan Kawan Lama Group dan juga pengunjung mal, serta masyarakat umum. “Jadi bukan hanya karyawan, tapi ini juga dibuka untuk umum,” sebutnya. Dirinya berharap darah terkumpul nanti dapat berguna bagi masyarakat yang membutuhkan. Secara nasional, Kawan Lama Group menargetkan penambahan hingga kantong darah. Baca juga Bukit Baruga Rayakan HUT ke-31, Ada Ruang Bermain Anak, Jalan Santai, hingga Donor Darah Baca juga Banjir Promo! Ace dan Informa Kembali Buka di Panakkukang Square Makassar Vice President of Corporate Affairs, Communications, and Sustainability Kawan Lama Group, Melinda Pudjo berharap kegiatan ini dapat membantu sesama. “Semoga para donor yang berpartisipasi pada kegiatan hari ini terus bersemangat untuk mendonorkan darah, dan akhirnya menjadi donor rutin,” harapnya. "Semoga setiap tetes darah yang terkumpul bisa bermanfaat dan memberi harapan, baik bagi para penerima transfusi dan masyarakat secara luas. Sesuai dengan misi Kawan Lama Group untuk memberikan kehidupan yang lebih baik," tambahnya.*
Naviri Magazine - Saat kita membutuhkan darah, misal karena ada teman atau anggota keluarga yang mengalami kecelakaan dan mengeluarkan banyak darah, biasanya kita akan mendatangi PMI Palang Merah Indonesia untuk mendapatkan darah yang telah didonorkan di sana. Untuk mendapatkan darah tersebut, kita harus membayar, yang jumlahnya sekitar Rp 360 ribu per orang mungkin bertanya-tanya, kenapa kita harus membayar darah donor dari PMI, padahal mereka mendapatkan darah donor itu secara gratis dari orang-orang yang mendonorkan darahnya?Sebenarnya, uang sebesar Rp 360 ribu yang dibebankan kepada penerima darah donor bukanlah “harga jual” darah seperti yang mungkin dipikirkan sebagian orang. Angka tersebut merupakan Biaya Pengganti Proses Pengolahan Darah BPPD yang meliputi biaya-biaya terkait proses pengolahan darah sebelum bisa didistribusikan ke darah tak bisa langsung digunakan begitu saja seperti saat pertama kali diambil dari pendonornya. Harus ada tahapan-tahapan proses yang dilalui untuk menjadikan darah tersebut aman digunakan. Selain itu, darah juga terdiri dari beberapa komponen yang tidak semuanya dibutuhkan darah bisa digunakan, alur pengolahannya dimulai dari proses pengambilan darah dari donor. Dari proses itu saja sudah dikeluarkan biaya guna formulir calon donor, kapas, alat untuk mengecek HB donor, selang, serta kantong penyimpanan jual-beli darah itu tidak ada, karena uang sebesar Rp 360 ribu per kantong darah yang kita bayarkan ke PMI adalah untuk biaya ganti keseluruhan proses tersebut. Karena pasien butuh komponen darah yang beda-beda, bukan satu kantong darah utuh.
6 Alasan Mengapa Sekantong Darah Dihargai Tinggi di PMI Pernah diajarkan mengenai donor universal darah O bisa donor ke semua dan recipient universal darah AB bisa menerima semua waktu sekolah dulu? Ternyata ada hal yang bisa membuat salah presepsi dari penjelasan mengenai darah tersebut Dulu teori tersebut memang sempat dipakai ketika alat-alat kesehatan tidak begitu canggih dan jumlah pendonor sukarela juga tidak banyak. Saat ini teori donor dan recipient universal sudah tidak diaplikasikan lagi untuk meminimalisasi terjadinya komplikasi di tubuh pasien. Apabila tetap dilakukan, maka kemungkinan yang terjadi si pasien bisa tertolong atau malah langsung koit sekalian. Golongan darah sama saja bisa terjadi komplikasi / ketidakcocokan apalagi yang golongan darahnya beda. Nah untuk itulah ada biaya sebesar per kantong di PMI, salah satunya untuk biaya uji kecocokan antara darah pendonor dengan darah pasien seperti yang prosesnya tampak di foto-foto berikut ini. Ngomong-ngomong soal biaya, ada tambahan info dari kak Valencia Mieke Randa nih! Kenapa ada biaya yang harus kita bayar saat kita butuh darah, padahal saat kita mendonor, kita gak dibayar? Apakah PMI jual darah? Nope, sama sekali tidak! Transfusi darah itu tidak seperti yang kita lihat di sinetron-sinetron di televisi, dimana habis disedot dari badan seseorang, langsung di transfusikan ke badan si penerima. Actually, yang kita lihat di sinetron itu justru membuat orang jadi salah kaprah, karena darah tidak mungkin bisa langsung dipindahin ke tubuh penerima seperti layaknya transfer uang. Ada proses-proses yang harus dilalui, antara lain proses pemeriksaan calon pendonor, proses pengambilan darah, screening, penyimpanan, dsb. Biaya yang kita keluarkan per kantong darah sebenarnya adalah biaya penggantian pemeliharaan darah, supaya kondisinya tetap sama seperti saat berada dalam tubuh kita. Biaya ini yang kita kenal dengan nama BPPD atau Biaya Penggantian Pengelolaan Darah. Besarnya ditentukan oleh subsidi pemerintah daerah setempat. Biaya BPPD itu terdiri dari 1. Kantong darah, Kantongnya didesain khusus agar darah tidak mudah beku dan tidak rusak, kantong darah ini masih impor, sehingga komponen BPPD menjadi mahal. Selain kantong darah yang masih import, juga biaya alat-alat yang disposable alias sekali pakai misalnya Kapas, alkohol, jarum, selang dsb. 2. Pada saat donor darah, semua calon pendonor dicek kesehatannya mulai dari berat badan, tekanan darah, Hb, dsb. 3. Biaya pengecekan terhadap penyakit menular. Semua darah pendonor discreening terlebih dahulu apakah mengandung penyakit yang sekiranya bisa menular lewat transfusi darah. Sesuai dengan keputusan dari WHO, penyakit yang discreening tersebut adalah HIV, Syphilis / Rajasinga / Treponema, Hepatitis B dan Hepatitis C. Kebayang nggak kalau kita medical check up di rumah sakit, hanya untuk tahu penyakit–penyakit tersebut ada atau tidak di badan kita, mengingat gaya hidup kita jaman sekarang amat sangat memungkinkan kita terpapar penyakit-penyakit tersebut. Nah, dengan mendonor secara rutin, darah kita akan selalu dicheck secara berkala, dan jika ada apa-apa, kita akan diinformasikan untuk segera menghubungi PMI atau dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut, GRATIS pula! Amazing bukan? Kita menolong, tapi kita juga tertolong 🙂 Jangan kuatir, PMI menjamin kerahasiaan data pendonor, sehingga jika darah kita bermasalah atau tidak terpakai, hanya kita, PMI dan Tuhan yang tahu, unless you decided to tell someone. 🙂 4. Biaya Proses Komponen Darah. FYI, darah yang didonorkan tidak berhenti dalam bentuk darah merah itu saja, melainkan diproses lagi. Sekantong darah kita ini, nantinya akan dipisahkan menjadi komponen-komponen darah, spt trombosit, Packed Red Cell PRC, Plasma darah, Whole Blood WB, dsb. Diprosesnya sesuai kebutuhan pasien. Ada yg butuh plasma darahnya saja, ada yg butuh trombositnya saja, dan ada yg butuh Whole Blood WB. Contohnya Untuk kanker umumnya butuh hanya trombositnya saja, yang proses pemisahannya disebut Apheresis. Proses Apheresis ini syaratnya banyak, antara lain, berat badan calon pendonor > 60 kg, tidak merokok, tidak tatoan, sehat jasmani dan rohani, dan harus lolos screening apheresis selama 8 jam pertama. Selain syaratnya banyak, juga prosesnya sekitar 2 jam, seperti cuci darah, menggunakan mesih khusus untuk memisahkan komponen darah, sehingga butuh biaya yang mahal. Jadi kita nanti ada teman yang dengar, sekantong darah biayanya Rp3,6 juta, itu bukan PMI jual darah, tetapi karena memang proses pemisahan trombosit dan komponen darah lainnya menggunakan alat yang amat sangat mahal dan rumit. Sekantong darah Apheresis, sama dengan 10-15 kantong darah pendonor regular. Itu sebabnya biaya BPPD nya jauh lebih mahal, namun lebih menguntungkan buat si calon penerima donor, karena darahnya diperoleh hanya dari 1 pendonor, jadi resiko penolakan dari tubuh pasien jauh lebih kecil dibandingkan trombosit yang diperoleh dari 10-15 pendonor biasa. 5. Uji Silang kecocokan pendonor & terdonor! Terkadang orang masih berfikir bahwa darah bisa langsung di transfusikan, padahal tidak. Darah harus discreening terlebih dahulu untuk mengecheck kecocokan dengan calon penerima. Kalau tidak malah bisa membahayakan nyawa si penerima jika terjadi penolakan dari tubuhnya. Mau nolong malah mencelakakan orang lain, bisa berbahaya. Kan kasihan! Terakhir! 6. Biaya operasional lain-lainnya seperti alat penyimpanan, mesin proses, bangunan, SDM dan tenaga medis, dsb. Semua itu adalah komponen-komponen biaya BPPD. Semoga dengan mengetahui ini, tidak ada lagi yang ragu untuk mendonor, karena darah kalian tidak diperjualbelikan. Semoga tercerahkan. Kalau masih ada yang ngomong "saya donor gratis tetapi ketika perlu darah kok harus bayar?" Silakan sodorkan link tulisan ini untuk dibaca. Sumber Paparan Valencia Mieke Randa dan ditulis oleh OA LINE iCampus