TUGASMEMBUAT KARYA ILMIAH BATAKO Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mata Pelajaran Mulok Disusun oleh : tutut rahayu Kelas : XI IPA 2 Guru pembimbing : azwarisman s,pd SMA NEGERI 6 MERANGIN 2013/2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan izin dan kekuatan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan judul '' BATAKO Bersihkanbatako dengan mesin pressure washer atau slang dan sikat. Atur tekanan mesin pressure washer pada setelan sedang, sekitar kpa supaya batako cepat bersih. Kalau tidak punya mesin ini, Anda bisa memakai slang taman biasa untuk menyemprot batako dan menggosoknya sampai bersih. Sebaiknya Anda tidak memakai sabun karena akan membuat batako lama kering dan tidak efektif dalam Pavingblock mutu K 300 maksudnya adalah paving block yang diproduksi dengan standar bahan baku atau komposisi yang sesuai dengan takaran untuk mencapai K 300. Artinya, hasil dari elemen ini akan mampu menahan tekanan mulai dari 300 kg/cm2. Caranya adalah dengan melakukan beberapa proses produksi untuk mencapai kekuatan ini. Misalkanuntuk konblok, takaran pasir-semen adalah 2 : 1 untuk permukaan atas konblok supaya permukaan terlihat lebih halus dan rapi. Anda bisa lakukan prinsip ATM juga untuk membuat produk anda lebih kuat dan bersaing. 1. Buis Beton Sehingga menjadi 1.7 M3, untuk 1 batako = 0.00317 M3 didapatlah 512 pcs / pick up. Harga 1 batako Rp Umumnyamemiliki ukuran panjang 36-40 cm, tebal 8-10 cm, dan tinggi 18-20 cm untuk Batako besar. Sedangkan Batako kecil berukuran panjang 30 cm dan tinggi 14-15 cm, tebal 10 cm. Untuk dinding seluas 1 m2, kira-kira membutuhkan: Batako pres besar = 15 buah dan Batako Kecil 18 buah; Semen PC = 0,125 sak; Pasir ayak (pasir pasang) = 0,015 m3 Untukdinding kedap air diperlukan campuran 1:2 atau 1:3 (artinya, 1 takaran semen dipadu dengan 3 takaran pasir yang sudah diayak). Untuk dinding yang tidak harus kedap air, dapat digunakan perbandingan 1:4 hingga 1:6. Untuk dinding seluas 1 m2, bila menggunakan bata berukuran 23 cm x 17 cm x 5 cm, maka kira-kira membutuhkan 70 buah batu bata. 13* Rp. 3600,- = Rp. 46.800,- untuk batako press besar 22 * Rp. 2700,- = Rp. 59.400,- untuk batako press kecil. untuk batako manual harga dapat selisih hingga 1000 rupiah per-buah. (belum termasuk biaya semen perkat dan tukang harian) BATA RINGAN (HEBEL/CELCON) Bata ringan atau sering disebut hebel atau celcon dibuat dengan menggunakan mesin Perbandingannya sama saja seperti campuran semen dan pasir untuk pemasangan batu bata dan batako. Yaitu 1 banding 4 takaran ini untuk dipakai plesteran dinding di dalam tanah. Sedangkan plesteran dinding diatas permukaan tanah 1 banding 6 . Dalam pembuatan cor beton perbandingan campuran pasir dan semen sangat mudah sekali dan juga sudah umum Sebelummenjalankan proses pembuatan IMB, setiap pemohon diwajibkan untuk melengkapi beberapa persyaratan IMB, diantaranya adalah foto kopi identitas pemilik, foto kopi SPPT dan Bukti Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Tahun Berjalan, foto kopi surat kepemilikan tanah, surat kuasa (bila dikuasakan), surat pernyataan kepemilikan tanah. Untukdinding, dahulu orang- orang lebih menggunakan batako atau batu bata untuk rumah mereka. Perkembangan tekhnologi pun semakin canggih dan akhirnya kita mengenal Beton Ringan. Di Swedia semenjak tahun 1932 orang- orang sudah mempergunakan media ini sebagai alternatif material bangunan untuk mengurangi penggundulan dan dikembangkan oleh BN7tq. Bahan bangunan batako semakin hari semakin mahal harganya maka perlu dilakukan satu langkah inovatif yang bisa menekan harga pembuatan bahan bangunan tersebut. Dengan pemanfaatan bahan bangunan yang lebih murah harganya, salah satunya yang dapat digunakan adalah kerak yaitu limbah dari pengolahan minyak tanah sebagai bahan tambahan pembuatan ini bertujuan untuk dapat mengetahui perbandingan uji kuat tekan batako manual dengan bahan tambah kerak limbah pengolahan minyak tanah. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental. Pada penelitian ini digunakan rancangan pebandingan campuran 1 pc 6 ps sebagai bahan kontrol, 1 Pc 5,5 Ps 0,5 Kr, 1 Pc 5 Ps 1 Kr, 1 Pc 4,5 Ps 1,5 Kr, 1 Pc 4 Ps 2 Kr dengan volume pasir lebih sedikit kelompok eksperimen. Pemeriksaan benda uji terhadap kuat tekan dilakukan pada umur 7, 14, 21, dan 28 hari. Dimensi benda uji untuk pengujian kuat tekan 30 cm x 10 cm x 15 cm. Hasil kuat tekan yang terjadi pada masing-masing variasi masih memenuhi stndar yang ditetapkan oleh tabel mutu bata SNI-03-0348-1989, batako tipe konvensional atau batako tanpa penambahan kerak pada umur 7, 14, 21, dan 28 hari menunjukan nilai rata-rata 38,2 kg/cm2 – 47,5 kg/cm2, batako tipe konvensional ini termasuk pada tingkat mutu III. Batako tipe A dengan penambahan kerak 0,5 takaran mendapatkan hasil rata-rata 69,9 kg/cm2 - 89,2 kg/cm2, batako tipe C 64,5 kg/cm2 - 86,5 kg/cm2 , batako tipe D 60,8 kg/cm2 – 79,1 kg/cm2 , dengan rata-rata tersebut batako tipe A, tipe C,dan tipe D termasuk batako dengan tingkat mutu II. Sedangkan batako dengan tingkat mutu I terlihat pada batako tipe B dengan rata-rata 100,0 kg/cm2 -140,9 kg/cm2. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. Kuat tekan batako dengan penambahan kerak lebih kuat dari pada batako konvensional. Batako dengan penambahan kerak lebih kuat dengan komposisi perbandingan 1 portland cement 5 pasir 1 kerak. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Vol. 5 Juni 2022 Rang Teknik Journal ISSN 2599-2081 Fakultas Teknik UMSB EISSN 2599-2090 Perbandingan Studi Uji Kuat Tekan Batako Manual Dengan Bahan Tambahan Limbah Kerak Pengolahan Minyak Tanah Umayya Ulfah1, Liadira Kusuma Widya2, Nunuk Candra Stiyanta3 Fakultas Teknik, Universitas Sunan Bonang1,2,3 email umayyaulfah5 liadirakw liadirakw DOI Abstract Bahan bangunan batako semakin hari semakin mahal harganya maka perlu dilakukan satu langkah inovatif yang bisa menekan harga pembuatan bahan bangunan tersebut. Dengan pemanfaatan bahan bangunan yang lebih murah harganya, salah satunya yang dapat digunakan adalah kerak yaitu limbah dari pengolahan minyak tanah sebagai bahan tambahan pembuatan ini bertujuan untuk dapat mengetahui perbandingan uji kuat tekan batako manual dengan bahan tambah kerak limbah pengolahan minyak tanah. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental. Pada penelitian ini digunakan rancangan pebandingan campuran 1 pc 6 ps sebagai bahan kontrol, 1 Pc 5,5 Ps 0,5 Kr, 1 Pc 5 Ps 1 Kr, 1 Pc 4,5 Ps 1,5 Kr, 1 Pc 4 Ps 2 Kr dengan volume pasir lebih sedikit kelompok eksperimen. Pemeriksaan benda uji terhadap kuat tekan dilakukan pada umur 7, 14, 21, dan 28 hari. Dimensi benda uji untuk pengujian kuat tekan 30 cm x 10 cm x 15 cm. Hasil kuat tekan yang terjadi pada masing-masing variasi masih memenuhi stndar yang ditetapkan oleh tabel mutu bata SNI-03-0348-1989, batako tipe konvensional atau batako tanpa penambahan kerak pada umur 7, 14, 21, dan 28 hari menunjukan nilai rata-rata 38,2 kg/cm2 – 47,5 kg/cm2, batako tipe konvensional ini termasuk pada tingkat mutu III. Batako tipe A dengan penambahan kerak 0,5 takaran mendapatkan hasil rata-rata 69,9 kg/cm2 - 89,2 kg/cm2, batako tipe C 64,5 kg/cm2 - 86,5 kg/cm2 , batako tipe D 60,8 kg/cm2 – 79,1 kg/cm2 , dengan rata-rata tersebut batako tipe A, tipe C,dan tipe D termasuk batako dengan tingkat mutu II. Sedangkan batako dengan tingkat mutu I terlihat pada batako tipe B dengan rata-rata 100,0 kg/cm2 -140,9 kg/cm2. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. Kuat tekan batako dengan penambahan kerak lebih kuat dari pada batako konvensional. Batako dengan penambahan kerak lebih kuat dengan komposisi perbandingan 1 portland cement 5 pasir 1 kerak. Kata Kunci Batako, Kerak minyak tanah, dan Kuat tekan PENDAHULUAN Seiring berkembangnya zaman semakin pesat pula antusiasme masyarakat terhadap kebutuhan primer manusia yaitu rumah. Selain rumah tidak sedikit pula yang memiliki proyek-proyek kontruksi bangunan besar untuk mendirikan tempat usaha, fasilitas-fasilitas umum, dan perumahan. Proyek konstruksi merupakan proyek yang unik karena tidak ada satu pun proyek konstruksi yang sama. Pemilik setiap proyek pun pasti berbeda-beda. Ada pemilik yang memprioritaskan biaya yang murah, ada yang memprioritaskan waktu, dan ada yang memprioritaskan kualitas material. Teknisi harus bisa melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pemilik tersebut. Dengan demikian, pada proyek terdapat 3 tiga hal, yaitu, meliputi target waktu jadwal, biaya anggaran, dan mutu spesifikasi yang menjadi sasaran proyek. Bahan bangunan seperti batako dan lain-lain semakin hari semakin mahal harganya. Karena bahan susun yang dipakai meningkat harganya demikian juga dengan tenaga kerja juga meningkat upahnya. Maka perlu dilakukan satu langkah inovatif yang bisa menekan harga pembuatan bahan bangunan tersebut. Dengan pemanfaatan bahan bangunan yang lebih murah harganya, salah satunya yang dapat digunakan adalah kerak yaitu limbah dari pengolahan minyak tanah sebagai bahan tambahan pembuatan batako. Demikian juga dengan pemberdayaan sumber daya lokal dapat berupa pemanfaatan limbah. Pemanfaatan limbah disamping dapat mengurangi pencemaran lingkungan juga dapat digunakan sebagai alternatif pengganti bahan bangunan yang sudah ada. Salah satu limbah yang dapat dimanfaatkan dengan baik adalah kerak sisa dari hasil pengolahan minyak tanah. Vol. 5 Juni 2022 Rang Teknik Journal ISSN 2599-2081 Fakultas Teknik UMSB EISSN 2599-2090 Pemanfaatan limbah kerak sebagai campuran bahan pembuatan batako juga dapat menghemat bahan baku pembuatan batako, seperti pasir dan juga semen. Melihat potensi limbah sludge oil kerak yang belum maksimal, maka perlu adanya penelitian tentang pemanfaatan limbah dari hasil pengolahan minyak tanah, sebagai bahan tambahan dalam pembuatan batako dengan judul “Perbandingan Studi Uji Kuat Tekan Batako Manual dengan Bahan Tambahan Limbah Kerak Pengolahan Minyak Tanah”. METODE PENELITIAN Tempat Dan Waktu penelitian Observasi di lakukan di Desa Medalem Kecamatan Senori Kabupaten Tuban. Sedangkan uji lab benda uji di Laboratorium Dinas PUPR Kabupaten Tuban. Observasi dilakukan pada bulan April 2021 Pelaksanaan mulai dari pengadaan bahan dasar dan bahan penunjang hingga pembuatan laporan akhir memerlukan waktu 16 minggu yaitu mulai dari tanggal 01 April 2021 sampai tanggal 30 Juli 2021 dengan jadwal sebagai berikut Pembuatan sample benda uji dilakukan desa Medalem Kecamatan Senori Kabupaten Tuban pada tanggal 01 Juli 2021. Untuk pengujian kuat tekan sample benda uji dilakukan di Laboratorium Dinas PUPR Kabupaten Tuban pada tanggal 08 Juli sampai dengan 29 Juli 2021. Jenis Penelitian Jenis penelitian eksperimental merupakan salah satu jenis-jenis metode penelitian yang merupakan memungkinkan peneliti memanipulasi variabel dan dan meneliti akibat-akibatnya. Pada metode ini variabel-variabel dikontrol sedemikian rupa, sehingga variabel luar yang mungkin mempengaruhi dapat dihilangkan. Dengan demikian metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode eksperimental, karena bertujuan untuk mencari hubungan sebab akibat dengan memanipulasikan satu atau lebih variabel, pada satu atau lebih kelompok eksperimental dan membandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol yang tidak mengalami manipulasi. Manipulasi adalah mengubah secara sistematis sifat-sifat atau nilai-nilai variabel bebas. Kontrol merupakan kunci metode eksperimental, sebab tanpa kontrol manipulasi dan observasi akan menghasilkan data yang meragukan. Vareabel Penelitian Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel dalam penelitian ini ada tiga macam yaitu variabel bebas, variabel terika dan variabel kontrol. a. Variabel Bebas Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebuah perubahan nyata atau timbulnya variable dependen {Sugiono,1990} . Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi persentase penambahan kerak dan pengurangan pasir. b. Variabel Terikat Variabel terikat merupakan yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas Sugiono,1990. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah jenis pengujian yang dilakukan terhadap kuat tekan batako dengan bahan tambah kerak. c. Variabel Kontrol Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan dan dilihat konstan sehingga peniliti dapat melakukan penelitian bersifat membandingkan Sugiono,1990. Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan-bahan pembuat batako, nilai fas, alat-alat yang digunakan dalam pengujian batako dan bahan serta tempat pengujian batako Laboratorium. Bahan Dan Alat Penelitian Bahan – bahan yang diperlukan antara lain a. Semen Semen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu semen merk Gresik dengan kemasan 40 kg. b. Pasir Pasir yang digunakan adalah pasir hitam Bojonegoro yang lolos saringan atau lolos lubang ayakan 2,38 mm. c. Oil sludge kerak Oil sludge kerak adalah limbah dari hasil pengolahan minyak tanah, berbentuk padat dan ringan yang sudah di hancurkan dan lolos lubang ayakan 5 mm. Vol. 5 Juni 2022 Rang Teknik Journal ISSN 2599-2081 Fakultas Teknik UMSB EISSN 2599-2090 d. Air Air yang digunakan dalam penelitian ini yaitu air bersih yang terdapat di tempat pembuatan sampel dan pengujian sampel. Alat – alat yang dipelukan antara lain Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini baik meliputi pembuatan sampel dan pengujian sampel adalah sebagai beikut a. Ayakan Pasir dan Mesin Penggetar Ayakan digunakan untuk menghasilkan agregat halus dengan lolos ukuran saringan atau lolos lubang ayakan 2,38 mm. b. Timbangan Timbangan digunakan untuk menentukan/menimbang bahan penyusun dari batako. c. Gelas Ukur Gelas ukur digunakan untuk mengukur banyaknya air yang digunakan pada pembuatan batako. d. Wadah dan Pengaduk Wadah digunakan untuk membuat campuran batako agar lebih mudah dan diaduk dengan pengaduk agar dapat tercampur dengan rata. e. Cetakan Batako Cetakan batako digunakan untuk menuang adonan batako yang telah dicampur agar terbentuk batako sesuai dengan ukuran yang diinginkan. f. Bak Air Bak air digunakan untuk merendam benda uji agar batako menghasilkan kuat tekan lebih tinggi. g. Sendok Semen Sendok semen digunakan untuk mengaduk campuran bahan batako. h. Rol Meter Rol meter digunakan untuk mengukur secara detail dan lengkap dimensi batako. i. Soiltest-CT 629 Soiltest-CT 629 digunakan untuk melakukan pengujian pada kuat tekan batako. Populasi Dan Sampel Penelitian Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, sedangkan populasi dalam penelitian ini adalah perbandingan kuat tekan batako dengan bahan tambahan kerak, dalam pebandingan campuran 1 pc 6 ps sebagai bahan kontrol, 1 Pc 5,5 Ps 0,5 Kr, 1 Pc 5 Ps 1 Kr, 1 Pc 4,5 Ps 1,5 Kr, 1 Pc 4 Ps 2 Kr dengan volume pasir lebih sedikit kelompok eksperimen. Sampel dalam penelitian ini adalah berupa bahan penyusun batako untuk uji bahan dan sampel benda uji dengan ukuran 30 x 10 x 15 cm, sesuai dengan Standart Industri Indonesia, dimana semen yang digunakan adalah semen tipe I dengan merk Semen Gresik, Pasir Bojonegoro yang dijual dipasaran,serta air bersih. Sedangkan kerak yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah dari hasil penyulingan minyak tanah dari Desa Medalem Kecamatan Senori Kabupaten Tuban. Untuk sampel yang berupa benda uji terdiri dari batako manual yang menggunakan tambahan kerak kelompok eksperimen, sedangkan batako manual tanpa tambahan kerak kelompk kontrol. Dari 5 macam komposisi perlakuan, masing-masing komposisi dibuat 3 buah benda uji dengan ukuran 30 x 10 x 15 cm. Adapun sampel yang digunakan dan dimanipulasi dalam penelitian ini dengan perincian sebagai berikut a. 3 buah sampel batako manual tanpa bahan tambahan sebagai bahan kontrol untuk uji kuat tekan. b. 3 buah sampel batako dengan tambahan kerak sebagai kelompok eksperimen untuk uji kuat tekan dengan komposisi 1 Pc 5,5 Ps 0,5 Kr. c. 3 buah sampel batako dengan tambahan kerak sebagai kelompok eksperimen untuk uji kuat tekan dengan komposisi 1 Pc 5 Ps 1 Kr. d. 3 buah sampel batako dengan tambahan kerak sebagai kelompok eksperimen untuk uji kuat tekan dengan komposisi 1 Pc 4,5 Ps 1,5 Kr. e. 3 buah sampel batako dengan tambahan kerak sebagai kelompok eksperimen untuk uji kuat tekan dengan komposisi 1 Pc 4 Ps 2 Kr. Membuat bahan uji sebanyak 60 buah, dengan masing-masing komposisi 3 buah sampel, dengan rincian untuk tes uji pada hari ke 7, pada hari ke 14, pada hari ke 21, dan terakhir pada hari ke 28. Vol. 5 Juni 2022 Rang Teknik Journal ISSN 2599-2081 Fakultas Teknik UMSB EISSN 2599-2090 Tabel 1 Sampel Benda Uji Untuk mendapatkan perbandingan kuat tekan batako pengujian dibagi menjadi empat tahapan sesuai umur batako pada umur 7, 14, 21 dan 28 hari dengan ukuran sampel batako yang digunakan adalah 30 x 10 x 15 cm. Tabel 2 Jenis dan Banyaknya Pengujian Proses Pembuatan Sampel Proses pembuatan keseluruhan dilakukan ditempat teduh,terlindung dari sinar matahari langsung dengan beberapa tahapan sebagai berikut a. Bahan baku,utamanya paasir,air dan kerak dibebaskan dari kotoran serta benda – benda organis lainya. Kehalusan pasir sebaiknya antara 2 – 4 mm. b. Semen, pasir, kerak dicampur dengan air sampai tercapai campuran setengah basah yang merata secara sederhana, keadaan ini dapat diketahui dengan cara campuran yang telah merata dikepal dengan telapak tangan kemudian dijatuhkan dari ketinggian 1,2 meter kepermukaan tanah keras. Bila campuran sudah baik, 2/3 bagian tetap mengumpul dan lainya tersebar. c. Campuran yang sudah jadi dimasukan kedalam cetakan sedikit demi sedikit sambil dipadatkan dengan penumbukan. d. Pembukaan cetakan dilakukan dengan hati-hati dan perlahan-lahan untuk menghindari kerusakan-kerusakan dan ketidaksempurnaan bentuk maupun sudut-sudutnya. e. Perendaman benda uji pada air dengan waktu kurang lebih 3 hari untuk menmbah kuat tekan benda uji. f. Pengeringan dilakukan dengan angin secara alamiah, cara ini murah dan mudah dilakukan serta memberikn hasil yang baik, hanya saja membutuhkan waktu yang cukup lama, antara 3-4 minggu. Pengeringan dengan terik matahari akan menyebabkan retak-retak yang dapat mengurangi kekuatan. Uji Batako NI 03-28Cara pengujian batako ini berdasarkan SNI 03-2847-2002. Berdasarkan S47-2002 pengujian menggunakan langkah-langkah sebagai berikut 1. Pengukuran Benda Uji Untuk mengetahui ukuran benda rata – rata batako, dipakai 2 buah benda uji yang utuh. Sebagai alat pengukur dipakai meteran untuk mengukur setiap panjang, lebar, dan tebal dinding batako, dilakukan paling sedikit dua kali pada tempat berbeda – beda kemudian dihitung harga rata – rata dari pengukuran tersebut. 2. Pengujian Kuat Tekan Kuat Tekan compressive strength adalah suatu bahan yang merupakan perbandingan besarnya beban maksimum yang dapat ditahan dengan luas penampang bahan yang mengalami gaya tersebut Mariq R dalam Dony Hermanto. 2014. Kuat tekan batako mengidentifikasi mutu dari sebuah struktur, semakin tinggi tingkat kekuatan struktur yang dikehendaki, semakin tinggi pula mutu batako yang dihasilkan. Batako harus dirancang proporsi campuranya agar Vol. 5 Juni 2022 Rang Teknik Journal ISSN 2599-2081 Fakultas Teknik UMSB EISSN 2599-2090 menghasilkan suatu kuat tekan rerata yang disyaratkan pada tahap pelaksanaan konstruksi, batako yang telah dirancang campuranya harus diproduksi sedemikian rupa sehingga memperkecil frekuensi terjadinya batako dengan kuat tekan yang lebih rendah dan seperti yang telah disyaratkan. Untuk menghitung besarnya kuat tekan digunakan persamaan [I]. fʼc = Dengan fʼc= Kuat tekan beton MPa P = Beban maksimum N A = Luas permukaan benda uji cm² HASIL DAN PEMBAHASAN Proses pembuatan batako memerlukan bahan-bahan seperti semen, pasir, air dan ditambah sludge oil yang telah dihaluskan. Bahan tersebut ditakar sesuai kebutuhan kemudian diaduk menjadi satu sehingga menjadi adonan yang dapat dibentuk menggunakan cetakan batako berukuran 30 cm x 10 cm x 15 cm. Setelah melalui proses pencetakan, batako dikeringkan dan disela proses pengeringan batako perlu untuk dilakukan perendaman selama kurang lebih 3 hari untuk dapat menambah kuat tekan batako. Batako dikeringkan selama 7, 14, 21, dan 28 hari, batako yang telah selesai waktu pengeringannya dapat diuji kuat tekannya. Berikut adalah hasil kuat tekan batako yang telah diuji 1. Hasil Pengujian kuat tekan batako konvensional dengan batako penambahan kerak a. Tes kuat tekan batako umur 7 hari Tabel 3 Hasil kuat tekan batako umur 7 hari b. Tes kuat tekan batako umur 14 hari Tabel 4 Hasil kuat tekan batako umur 14 hari No Perbandingan Slump Berat Diameter Tinggi Luas Penampang Berat Isi Umur Beban Kekuatan KekuatanBenda Campuran Maksimum Tekan Tekan 14 HariUji cm Kg cm cm cm² Kg / cc hari Kn Kg / cm² Kg / cm² 16 1 ː 6 - - 10 15 x 30 4,810 14 110 30,9 35,1 17 1 ː 6 - - 10 15 x 30 4,815 14 120 33,7 38,2 18 1 ː 6 - - 10 15 x 30 4,804 14 130 36,5 41,4 19 1 ː 5,5 ː 0,5 - - 10 15 x 30 4,673 14 210 58,9 66,9 20 1 ː 5,5 ː 0,5 - - 10 15 x 30 4,690 14 220 61,7 70,1 21 1 ː 5,5 ː 0,5 - - 10 15 x 30 4,708 14 240 67,3 76,5 22 1 ː 5 ː 1 - - 10 15 x 30 4,625 14 260 72,9 82,9 23 1 ː 5 ː 1 - - 10 15 x 30 4,655 14 370 103,8 117,9 24 1 ː 5 ː 1 - - 10 15 x 30 4,679 14 380 106,6 121,1 25 1 ː 4,5 ː 1,5 - - 10 15 x 30 4,488 14 220 61,7 70,1 26 1 ː 4,5 ː 1,5 - - 10 15 x 30 4,470 14 210 58,9 66,9 27 1 ː 4,5 ː 1,5 - - 10 15 x 30 4,435 14 200 56,1 63,7 28 1 ː 4 ː 2 - - 10 15 x 30 4,304 14 190 53,3 60,6 29 1 ː 4 ː 2 - - 10 15 x 30 4,333 14 210 58,9 66,9 - 10 15 x 30 4,244 14 190 53,3 60,6 c. Tes kuat tekan batako umur 21 hari Tabel 5 Hasil kuat tekan batako umur 21 hari Vol. 5 Juni 2022 Rang Teknik Journal ISSN 2599-2081 Fakultas Teknik UMSB EISSN 2599-2090 d. Tes kuat tekan batako umur 28 hari Tabel 6 Hasil kuat tekan batako umur 28 hari Tabel 6 Rata-rata Hasil Pengujian Kuat Tekan Batako Umur 7, 14, 21, dan 28 hari Keterangan 1. Konvensional = 1 6 2. Tipe A = 1 5,5 0,5 3. Tipe B = 1 5 1 4. Tipe C = 1 4,5 1,5 5. Tipe D = 1 4 2 Jika dilihat dari hasil pengujian kuat tekan batako umur 7 hari pada batako konvensional, tipe A, tipe B, tipe C dan tipe D, yang menunjukkan nilai rata- rata kuat tekan lebih tinggi adalah pada batako tipe B dengan perbandingan 1 5 1 takaran dengan nilai 140,9 kg/cm2. Sedangkan nilai kuat tekan terendah pada umur 7 hari terdapat pada batako tipe konvensional tanpa penambahan kerak dengan perbandingan 1 6 takaran yang menunjukan nilai rata-rata 47,5 kg/cm2 . sedangkan batako tipe A menunjukan nilai rata – rata 94,9 kg/cm2, batako tipe C 86,3 kg/cm2, dan batako tipe D menunjukan nilai rata – rata 79,1 kg/cm2. Pada hasil pengujian kuat tekan batako umur 14 hari, pada batako konvensional atau tanpa penambahan kerak menunjukan nilai rata – rata 38,2 kg/cm2, batako tipe B masih menunjukan nilai rata – rata lebih tinggi 107,3 kg/cm2, sedangkan batako tipe A 71,2 kg/cm2, batako tipe C 66,9 kg/cm2, dan batako tipe D menunjukan nilai rata – rata 62,7 kg/cm2. Batako dengan waktu pengeringan 21 hari pada tipe B tetap memiliki uji kuat tekan tertinggi dibanding tipe A, tipe C, tipe D dan tipe konvensional atau tanpa penambahan kerak yang masing-masing menunjukkan nilai rata-rata dari yang tertinggi 102,3 kg/cm2, 69,9 kg/cm2 , 64,9 kg/cm2 , 61,0 kg/cm2 dan 39,4 kg/cm2 . Pengujian terakhir pada umur 28 hari, uji kuat tekan batako masing-masing sampel memiliki nilai lebih rendah dibanding umur 7, 14, dan 21 hari yaitu pada tipe konvensional atau tanpa penambahan kerak bernilai 40,2 Vol. 5 Juni 2022 Rang Teknik Journal ISSN 2599-2081 Fakultas Teknik UMSB EISSN 2599-2090 kg/cm2 , tipe A kg/cm2 , tipe B 100,0 kg/cm2 , tipe C 64,5 kg/cm2 , sedangkan pada tipe D menujukkan nilai rata-rata 60,8 kg/cm2 . Dari hasil tabel pengujian kuat tekan batako umur 7, 14, 21, dan 28 hari dapat diketahui bahwa semakin lama penambahan waktu pengeringan tidak menunjukkan adanya kenaikan angka kuat tekan pada masing-masing sampel batako. Sedangkan nilai kuat tekan dengan bahan tambah kerak yang semakin besar tidak berpengaruh pada penambahan nilai uji kuat tekan batako yang dihasilkan. Apabila dilihat pada tabel mutu bata SNI-03-0348-1989 batako tipe konvensional atau batako tanpa penambahan kerak pada umur 7, 14, 21, dan 28 hari menunjukan nilai rata-rata 38,2 kg/cm2 – 47,5 kg/cm2 batako tipe konvensional ini termasuk pada tingkat mutu III. Batako tipe A dengan penambahan kerak 0,5 takaran mendapatkan hasil rata-rata 69,9 kg/cm2 - 89,2 kg/cm2 , batako tipe C 64,5 kg/cm2 - 86,5 kg/cm2 , batako tipe D 60,8 kg/cm2 – 79,1 kg/cm2 , dengan rata-rata tersebut batako tipe A, tipe C,dan tipe D termasuk batako dengan tingkat mutu II. Sedangkan batako dengan tingkat mutu I terlihat pada batako tipe B dengan rata-rata 100,0 kg/cm2 -140,9 kg/cm2 . Dari tabel dan uraian kuat tekan batako diatas, maka dapat dibuat grafik yang menunjukan hubungan antara kuat tekan batako terhadap penambahan kerak pada umur 7, 14, 21, dan 28 hari. Gambar 1 Hubungan antara kuat tekan batako terhadap penambahan kerak Berdasarkan grafik di atas bahwa nilai rata-rata kuat tekan batako tetinggi terdapat pada umur 7 hari dan nilai rata-rata terendah pada umur 28 hari, dalam penelitian tersebut dikarenakan perawatan proses pengeringan batako yang kurang sempurna sehingga semakin lama proses pengeringan menyebabkan batako mengalami retak-retak dan kualitas batako mengalami penurunan pada saat uji tes kuat tekan. 2. Bobot Isi Batako Tabel 7 Pemeriksaan Bobot Isi Batako No Jenis Batako Penambahan Kerak Kg Bobot Isi Kg/Batako1Konvensional 02Tipe A 0,53Tipe B 14Tipe C 1,55Tipe D 2Dari data tabel di atas, dapat kita ketahui bahwa bobot isi batako mengalami penurunan seiring bertambahnya waktu pengeringan dan mengalami penurunan bobot isi saat dilakukan penambahan kerak dengan komposisi yang bervariasi. Hal ini menunjukan bahwa batako dengan penambahan kerak merupakan batako ringan dapat menurunkankan konstruksi di bawahya. Terlihat bahwa bobot isi dari batako penambahan kerak dengan komposisi 0,5 takaran atau Tipe A, yang dikeringan secara alami 7, 14, 21, dan 28 hari memiliki bobot isi sebesar 4,7 kg/batako. Untuk batako Tipe B dengan komposisi 1 takaran penambahan kerak memiliki bobot isi berkisar antara 4,7 kg/batako dan mengalami penyusutan sekitar 0,1 kg/batako, setelah 21 dan 28 hari. Batako Tipe C dengan penambahan kerak 1,5 takaran memiliki rata-rata bobot 4,5 kg/batako dan menyusut setalah umur 28 hari sebesar kg/batako. Sedangkan batako tipe D dengan penambahan kerak 2 takaran memiliki bobot lebih rendah dari batako tipe lainnya yaitu berkisar 4,3 kg/batako. Vol. 5 Juni 2022 Rang Teknik Journal ISSN 2599-2081 Fakultas Teknik UMSB EISSN 2599-2090 PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. Kuat tekan batako dengan penambahan sludge oil kerak lebih kuat dari pada batako konvensional. Kuat tekan batako dengan penambahan kerak dengan rata-rata nilai tertinggi pada umur 7 hari, karena semakin lama proses pengeringan kualitas batako menjadi menurun atau retak-retak sebab kurangnya perawatan terhadap batako, maka nilai rata-rata kuat tekan batako pada umur 28 hari menjadi rendah atau menurun. Batako dengan penambahan kerak lebih kuat dengan komposisi perbandingan 1 portland cement 5 pasir 1 kerak. Saran 1. Untuk penelitian selanjutya sebaiknya perawatan benda uji tidak dilakukan dengan perendaman karena akan menyebabkan benda uji retak dan hancur, melainkan dilakukan dengan menyelimuti dengan karung goni basah. 2. Sebaiknya proses pendiaman batako dilakukan secara bevariasi misalnya 7 hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari, agar dapat diketahui apakah faktor waktu dapat mempengaruhi nilai kuat tekan batako. 3. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya dalam penelitian ini lebih diperhatikan lagi dalam variasi komposisi campuran batakonya. 4. Untuk penelitian selanjutnya dalam pencampuran dan pengadukan bahan menggunakan mesin molen agar lebih merata pencampuaranya. 5. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya dicoba menggunakan mesin press agar dapat diketahui perbandingan pengaruhnya terhadap batako yang dihasilkan dari cetakan manual. DAFTAR PUSTAKA Abdul, Manap. 1987. Hasil Pengujian dan Analisa Kimia Karbit Kering. Darmono, 2009. Penerapan Teknologi Produksi Bahan Bangunan Berbahan Pasir Bagi Korban Gempa Kulonprogo Serta Analisis Mutu Dan Ekonominya, Univesitas Indonesia, Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum, 1982. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia PUBI 1982, LPMB, Bandung. Departemen Pekerjaan Umum, SNI 03-0349-1989,”Conblock concrete block”, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum, 1989. Bata Beton untuk pasangan dinding SNI 03-0349-1989, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum, 1989. Bata Beton untuk pasangan dinding SNI 03-0691-1989, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta. Departemen pekerjaan umum, 1989. SK SNI S-04-1989-F Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A Bahan Bangunan Bukan Logam, Bandung Yayasan LPMB Departemen Pekerjaan Umum, 1991. Spesifikasi Agregat Ringan Untuk Beton Struktural SNI 03-2461-1991, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum, 1993. SNI 03-2834-1993 tentang Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum, 2004. Semen Portlad SNI 15-2049-2004, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta. Frick, Heinz dan Ch. Koesmartadi, 1999. Ilmu Bahan Kanisius, Yogyakarta. Hardjono, A. 2001. Teknologi Minyak Pertama. Yogyakarta Gadjah Mada. University Press. Kurniasari, L, Oktober 2005. Pengolahan Awal Lumpur Minyak Dengan Metod Volatilisasi Momentum” Volume 1, No 2 2004. Teknologi beton. Penerbit Andi offset, Yogyakarta. Murdock, L. J., dan Brook., 1999. Bahan dan Praktek Beton, terjemahan Hindarko, S, Penerbit Erlangga, Jakarta. PT. Pertamina 2001. Pedoman Pengelolaan Limbah Sludge Minyak Pada Kegiatan Operasi Pertamina. Jakarta Pertamina. Rahman, Muhammad Fathur, 2016, Pengaruh Penambahan Serbuk Kaca Pada Batako Vol. 5 Juni 2022 Rang Teknik Journal ISSN 2599-2081 Fakultas Teknik UMSB EISSN 2599-2090 Sebagai Bahan Pembuat Dinding, Medan Universitas Sumatera Utara. Sagel, Gideon, H. Kusuma., Kole, P., 1994. Pedoman Pengerjaan Beton, Erlangga, Jakarta. Supribadi, 1986. Dinding Panel Kering Paving Block, Penerbit Erlangga, Jakarta. Tjokrodimuljo, Kardiyono. 1996. Teknologi Beton. Biro Penerbit Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Tjokrodimuljo, Kardiyono 2007. Teknologi Beton. Biro Penerbit Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UGM, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wuryati, Samekto & Candra Rahmadiyanto,2001. Teknologi Beton, penerbit Kanisius, Yogyakarta. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Awal Lumpur Minyak Dengan Metod Volatilisasi MomentumL KurniasariKurniasari, L, Oktober 2005. Pengolahan Awal Lumpur Minyak Dengan Metod Volatilisasi Momentum" Volume 1, No 2Bahan dan Praktek Beton, terjemahanL J MurdockK M BrookMurdock, L. J., dan Brook., 1999. Bahan dan Praktek Beton, terjemahanPedoman Pengelolaan Limbah Sludge Minyak Pada Kegiatan Operasi PertaminaS HindarkoPenerbit ErlanggaJakarta Pt PertaminaHindarko, S, Penerbit Erlangga, Jakarta. PT. Pertamina 2001. Pedoman Pengelolaan Limbah Sludge Minyak Pada Kegiatan Operasi Pertamina. Jakarta RahmanFathurRahman, Muhammad Fathur, 2016, Pengaruh Penambahan Serbuk Kaca Pada Batako ISSN 2599-2081Dinding Panel Kering Paving Block, Penerbit Erlangga, Jakarta. Tjokrodimuljo, Kardiyono. 1996. Teknologi Beton. Biro Penerbit Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Tjokrodimuljo, KardiyonoGideon SagelH KusumaP KoleJakarta ErlanggaSupribadiSagel, Gideon, H. Kusuma., Kole, P., 1994. Pedoman Pengerjaan Beton, Erlangga, Jakarta. Supribadi, 1986. Dinding Panel Kering Paving Block, Penerbit Erlangga, Jakarta. Tjokrodimuljo, Kardiyono. 1996. Teknologi Beton. Biro Penerbit Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Tjokrodimuljo, Kardiyono 2007. Teknologi Beton. Biro Penerbit Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UGM, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wuryati, Samekto & Candra Rahmadiyanto,2001. Teknologi Beton, penerbit Kanisius, Yogyakarta. Berbeda dengan cara pembuatan batu bata yang dilakukan secara manual, cara membuat batako pres ini dilakukan dengan menggunakan mesin press batako. Mesin pres ini memiliki cara kerja seperti mesin cetak paving block. Mesin tersebut isa dipean di rumahmesin secara langsung. Perbedaan cara membuat batu bata secara manual dengan pembuatan batu bata menggunakan mesin ini terletak pada penggunaan mesinnya. Bata adalah bahan bangunan yang terbuat dari campuran pasir kasar, semen, dan air. Bahan bahan ini dicetak padat dengan metode press menggunakan alat press khusus. Beberapa pembuat batu bata juga sering menggunakan bahan tambahan seperti batu tras, batu bara, atau kapur. Dalam konstruksi bangunan, batu bata biasanya digunakan sebagai bahan bangunan untuk dinding dan lantai. Batako merupakan bahan alternatif dari batu bata dan bata ringan. Keunggulan utamanya adalah memiliki harga yang cukup terjangkau dan dimensinya lebih besar dari bata merah. Dalam skala industri, proses pembuatan batu bata dilakukan dengan mesin cetak khusus yang digerakkan oleh solar atau dinamo listrik. Sedangkan untuk proses pencampuran bahan-bahan yang dibutuhkan umumnya menggunakan mixer khusus. Dengan menggunakan alat mekanik ini tentunya produksi batu bata dapat meningkat. Sedangkan untuk kapasitas pengrajin kecil, pembuatan batu bata ini seluruhnya dikerjakan oleh tenaga manusia dengan bantuan cetakan sederhana. Cetakan ini terbuat dari besi kokoh dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan spesifikasi batu bata yang ingin Anda produksi. Perbedaan cara membuat batako pres VS Bata Manual Dalam pembuatan batu bata secara manual, adonan dalam cetakan dipadatkan dengan cara dipukul dengan tongkat atau pemukul. Sedangkan cara membuat batako pres ini adonan dalam cetakan dipadatkan menggunakan bantuan gaya gravitasi dan getaran dari mesin. Oleh karena itu, batu bata yang dihasilkan oleh mesin press batu bata dan paving block lebih berkualitas karena lebih padat dan memiliki konsistensi kerapatan yang sama satu sama lain. Meskipun batu bata pres dan batu bata yang dibuat secara manual memiliki bentuk fisik yang sama, namun nyatanya batu bata yang dibuat dengan menggunakan mesin press lebih baik dibandingkan dengan yang dibuat secara manual. Sebagian besar batu bata yang dibuat dengan menggunakan mesin press memiliki tingkat kepadatan yang sama karena tingkat kepadatannya dapat disesuaikan dengan mesin. Batu bata yang dibuat dengan mesin press juga telah memenuhi Standar Nasional Indonesia SNI dan Internasional. Keuntungan Batako Pres Menghasilkan lebih banyak produk karena proses pencetakan dilakukan secara otomatis Tingkatkan efisiensi waktu pembuatan batu bata tekan Mempermudah pekerjaan karena proses pemadatan batu bata menggunakan mesin Dapat menghemat biaya produksi karena tidak membutuhkan banyak karyawan untuk membuat batu bata dan paving block dalam skala besar Jadikan hasil cetakan bata dan paving block lebih maksimal Kali ini saya akan membahas cara membuat batu bata press menggunakan mesin press batu bata. Sebelumnya silahkan siapkan alat serta bahan yang dibutuhkan terlebih dahulu. Alat dan bahan Mesin Press Batako dan Paving Block Kotak papan untuk pencampuran atau Anda dapat menggunakan mixer batako Cangkul Sekop saringan pasir Ember Plastik Semen Pasir air Langkah Langkah Membuat Batako Pres Ayak pasir terlebih dahulu untuk memisahkan pasir dari kerikil besar. Pastikan juga airnya tidak mengandung lumpur, minyak atau kotoran, hal ini dapat menurunkan kualitas batu bata. Masukkan pasir dan semen yang sudah diayak ke dalam mixer lalu aduk hingga tercampur rata, lalu tambahkan air secukupnya. Kemudian aduk kembali adonan batu bata sampai benar-benar tercampur merata. Adonan bata jangan terlalu lembek dan jangan terlalu keras. Jika adonan bisa dikepal dengan tangan, berarti adonan sudah siap untuk dicetak. Adonan yang sudah siap dicetak kemudian dimasukkan ke dalam mesin paving block menggunakan sekop. Kemudian pada bagian atasnya bisa ditambahkan pasir halus dari ayakan tergantung bata/paving block yang akan dibuat. Tekan/tekan adonan bata hingga padat dan rata menggunakan plat besi khusus. Bata yang sudah jadi kemudian dikeluarkan dari cetakan dengan meletakkan alas berupa papan di seluruh permukaan alat cetak. Selanjutnya, balikkan cetakan dengan hati-hati agar batu bata tidak rusak. Terakhir, keringkan batu bata mentah dengan mengaerasinya. Jangan jemur di bawah terik matahari, karena batu bata akan mudah retak. Sebelum dijual di pasaran, batu bata prees harus menjalani pengujian kualitas terlebih dahulu. Caranya adalah dengan mengambil beberapa bata press secara acak dalam satu produksi satu adonan. Tes tersebut meliputi Menguji ukuran dan penampilan dari luar Kapasitas penyerapan batu bata tekan ke air Menguji kekuatan tekan batu bata tekan Bagaimana, mudah bukan cara membuat batako pres dengan printer batako dan paving block ini? Penggunaan mesin pembuat batu bata ini memudahkan setiap pelaku usaha untuk meningkatkan hasil dan kualitas dari produksi batu bata press yang dihasilkan. Sekian artikel yang dapat saya sampaikan, semoga artikel ini bermanfaat, jangan lupa di share ya. Semoga berhasil.